#recent-posts li {list-style: none;border-bottom: 1px dotted #ff5848;padding-bottom: 10px;padding-top: 10px;}

If I could, turn back time.... Then I would, rewrite those lines.....

Your name

www.your-url-here.com
Your own description here. Edit it.
About Me
Replace this with your own description here. Go to "Edit HTML" to change this.

Senin, 15 Februari 2016

1.    Majas Pertentangan

Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”.

a. Majas Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan maksud untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan daya pengaruh.
Contoh :
²  Saya terkejut setengah mati mendengar perkataannya.
²  Samson menendang bola sampai ke kaki langit.
²  Pekik takbir memenuhi angkasa raya.
²  Beritanya menggegerkan dunia.
²  Anak yang berjalan itu terlihat kurus kering.
²  Suara penonton bergemuruh membelah angkasa.
²  Orang tua itu mabuk kemenangan.
²  Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
²  Keringatnya menganak sungai.           
²  Kita berjuang sampai titik darah penghabisan.

b. Majas Litotes
Llitotes adalah majas yang ditujukan untuk megurangi atau mengecil-ngecilkan kenyataan sebenarnya. Tujuannya antara lain untuk merendahkan diri.
Contoh :
²  Kami berharap Anda menerima pemberian yang tidak berharga ini.
²  Silakan mampir ke gubuk saya, Bu!
²  Jika berkenan, akan saya antar anda dengan motor butut ini.
²  Hanya kado sederhana ini yang bisa aku persembahkan untukmu.
²  Apa yang kami lakukan hanya setitik embun di samudra.
²  Perjuangan kami hanya setitik air dalam samudra luas.
²  Karangan ini belum sempurna sertakan kritik dan sarannya.
²  Sebenarnya ini sangat sulit tapi dapat diselesaikan.
²  Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
²  Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya
ini?

c. Majas Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan menggunakan kata yang berlawanan untuk menyindir atau memperolok-olok.
Contoh :
²  Bagus sekali tulisanmu, seperti cekeran ayam!
²  Wanginya kelasmu, serasa saya mau muntah.
²  Bagus sekali rapormu, Andi, banyak angka merahnya.
²  Alangkah sedapnya masakan ini walaupun kurang garam.
²  Handphonemu murah sekali, gajiku satu bulanpun sampai tidak cukup untk membelinya.
²  Ah, benar-benar tepat waktu engkau! Aku sampai bosan menunggumu disini.
²  Pandai sekali anak itu, soal yang segitu mudah saja tidak bisa menjawab.
²  Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.

d. Majas Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung dan agak kasar.
Contoh :
²  Perkataanmu tadi sangat  menyebalkan. Kata-kata itu tidak pantas  disampaikan orang terpelajar seperti kamu!
²  Ah, tidak sudi saya melihat wajahmu yang tampan itu!
²  Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.

e. Majas Sarkasme
Sarkasme adalah sindiran kasar berupa ungkapan kasar yang dapat menyakitkan hati orang.
Contoh :  
²  Dasar kau otak udang.
²  Tidurnya saja sehari-hari seperti babi.
²  Dasar otak kerbau, masak empat kali empat kok delapan!

f. Majas Paronomosia
Paronomasia ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang berisi penjajaran kata-kata yang sama bunyinya, tetapi berlainan maknanya.            Contoh: Bisa ular itu bisa masuk ke sel-sel darah.


g. Majas Oksimoron
Oksimoron ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang di dalamnya mengandung pertentangan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan dalam frase atau dalam kalimat yang sama.
Contoh: Olahraga mendaki gunung memang menarik walupun sangat  membahayakan.

 h. Majas Satire
Satire ialah gaya bahasa sejenis argumen atau puisi atau karangan yang berisi kritik sosial baik secara terang-terangan maupun terselubung.
Contoh:   Jemu aku dengan bicaramu.
                        Kemakmuran, keadilan, kebahagiaan
                        Sudah sepuluh tahun engkau bicara
                        Aku masih tak punya celana
                        Budak kurus pengangkut sampah

i. Majas Inuendo
Inuendo ialah gaya bahasa yang berupa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
  Contoh: Dia memang baik, cuma agak kurang jujur.

f. Majas Paradoks
Paradoks ialah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.
Contoh:
²  Teman akrab ada kalanya merupakan musuh sejati.
²  Aku merasa sepi dalam keramaian.
²  Bibi selalu tersenyum walaupun hatinya terluka.
²  Hatiku merintih ditengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung.
²  Dia besar tapi nyalinya kecil.
²  Hidupnya sangat mewah tetapi mereka tidak bahagia mungkin karna ia tidak mempunyai anak.

g. Majas Klimaks
Klimaks ialah gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama makin mengandung penekanan atau makin meningkat kepentingannya dari gagasan atau ungkapan sebelumnya.
Contoh:
²  Hidup kita diharapkan berguna bagi saudara, orang tua, nusa bangsa dan negara.
  
h. Majas Antiklimaks
Antiklimaks ialah suatu pernyataan yang berisi gagasan-gagasan yang disusun dengan urutan dari yang penting hingga yang kurang penting atau makin menurun kepentingannya dari gagasan atau ungkapan sebelumnya.
Contoh:
²  Bahasa Indonesia diajarkan kepada mahasiswa, siswa SLTA, SLTP, dan SD.
²  Aku sudah melewati bulan Maret, Februari, dan Januari.

i. Majas Apostrof
Apostrof ialah gaya bahasa yang berupa pengalihan amanat dari yang hadir kepada yang tidak hadir.
Contoh: Wahai dewa yang agung, datanglah dan lepaskan kami dari cengkraman durjana.

 j. Majas Anastrof atau inversi
Anastrof ialah gaya bahasa retoris yang diperoleh dengan membalikkan susunan kata dalam kalimat atau mengubah urutan unsur-unsur konstruksi sintaksis.
Contoh: Diceraikannya istrinya tanpa setahu saudara-saudaranya.

 k. Majas Apofasis
Apofasis ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang tampaknya menolak sesuatu, tetapi sebenarnya justru menegaskannya.
Contoh : Sebenarnya saya tidak sampai hati mengatakan bahwa anakmu kurang ajar.

l. Majas Histeron Proteran
Histeron Proteran ialah gaya bahasa yang isinya merupakan kebalikan dari suatu yang logis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar. 
Contoh : Jika kau memenangkan pertandingan itu berarti kematian akan kau alami.

m. Majas Hipalase
Hipalase ialah gaya bahasa yang berupa sebuah pernyataan yang menggunakan kata untuk menerangkan suatu kata yang seharusnya lebih tepat dikarenakan kata yang lain.
Contoh: Ia duduk pada bangku yang gelisah.





2. Majas Pertautan

a. Majas Metonimia
Metonimia ialah gaya bahasa yang menggunakan nama barang, orang, hal, atau ciri sebagai pengganti barang itu sendiri.
Contoh:
²  Perjalanan menuju India Ia tempuh dengan Garuda. (pesawat)
²  Kehidupan Upin-Ipin dapat dijadikan pembelajaran bagi adik-adik. (acara TV)
²  Sulit sekali lepas dari pengaruh Gudang Garam. (rokok)
²  Dan akhirnya ia menjual honda kesayangannya untuk biaya sekolah. (motor)
²  Hampir yang ketiga kalinya Saya membaca ulang Raditya Dika, tetap membuat perut Saya sakit. (maksudnya buku karya Raditya Dika)

b. Majas Sinekdoke            
Sinekdoke ialah gaya bahasa yang menyebutkan nama sebagian sebagai nama pengganti barang sendiri.
Contoh Sinekdoke pars pro toto       :  
²  Kemana saja kau selama ini? Tak meninggalkan jejak kaki sama sekali.
²  Desa bungur dihuni oleh sepuluh kepala keluarga.
²  Pesan yang dibawa dalam lagu Ed Sheeran meluluhkan hati yang mendengarkannya
Contoh Sinekdoke totem pro parte   :
²  Indonesia dikecam oleh Australia akan hukuman mati yang menimpa warganya.
²  Warga SMAN 1 Natar siap menghadapi Ujian Nasional.
²  Spanyol menang di kejuaran balap kuda besi. 


c. Majas Alusio (Majas Kilatan)
Alusia ialah gaya bahasa yang  menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh yang telah umum dikenal/ diketahui orang.
  Contoh:
²  Apakah peristiwa Madiun akan terjadi lagi di sini?
²  Carut marut pemerintahan baru ini semoga tak mengulang kejadian ’98.
²  Janji-janji pemimpin saat pilkada itu hanya Tong kosong saja setelah tepilih.
²  Hilangnya MH307 masih sebuah misteri.
²  Wanita-wanita sekarang diperbolehkan turut berperan dalam pembagunan bangsa hasil dari perjuangan Kartini.
²  Kejadian Talang Sari merupakan suatu bukti keserakahan oknum akan kekuasaan

d. Majas Eufemisme
Pada Majas Eufimisme in imenggunakan kata-kata ungkapan yang lebih halus untuk mengungkapkan suatu kata yang dirasa kasar yang dapat menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain.
Contoh:
²  Tuna susila sebagai pengganti pelacur.
²  Para tuna asmara berdoa agar sabtu malam dipenuhi dengan hujan.
²  Penampilannya malam itu kurang menarik sehingga juri mengeliminasinya.
²  Suara dita yang melengking itu membuat telinga kami sakit.

e. Majas Eponim
Eponim ialah gaya bahasa yang menyebut nama seseorang yang begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu.
Contoh:
²  Haruskan ku meminjam panah dewi amor, agar kau mencintaiku?
²  Orde pemerintahan yang tak kunjung baik, rakyat miskin pun mengharapkan kedatangan Robin Hood.
²  Negeri ini butuh Soekarno yang mengutamakan kepentingan rakyat dibanding partai politiknya.

 f. Majas Antonomasia
Antonomasia ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang menggunakan gelar resmi atau jabatan sebagai pengganti nama diri.
Contoh: Kepala sekolah mengundang para orang tua murid.

g. Majas Epitet
Epitet ialah gaya bahasa yang berupa keterangan yang menyatakan sesuatu sifat atau ciri yang khas dari seseorang atau suatu hal.
Contoh:
²  Putri malam menyambut kedatangan remaja yang sedang mabuk asmara.
²  Kembang desa jadi rebutan buaya darat.
²   Jangan sampai terkena lilitan lintah darat.
²  Kupu-kupu malam itu digerebek polisi
h. Majas Erotesis (Pertanyaan Retoris)
Erotesis ialah gaya bahasa yang berupa pertanyaan yang tidak menuntut jawaban sama sekali.
Contoh:
²   Tegakah membiarkan anak-anak dalam kesengsaraan?
²   Sampai kapan para penipu-penipu itu duduk di kursi empuk?
²  Dimana letak akal para penipu rakyat itu???
²  Apakah kau akan terus membiarkan cintamu menjauh?
²  Bagaimana negara kita akan membaik jika para generasi penerus bangsa tak peduli akan budaya bangsa?


i. Majas Elipsis
Elipsis ialah gaya bahasa yang di dalamnya terdapat penanggalan atau penghilangan salah satu atau beberapa unsur penting dari suatu konstruksi sintaksis.
Contoh:
²  Mereka ke Jakarta minggu lalu                                (perhitungan prediksi).
²  Pulangnya membawa oleh-oleh banyak sekali   (Penghilangan subyek).
²  Saya sekarang sudah mengerti                              (Penghilangan obyek).
²  Saya akan berangkat                        (penghilangan unsur Keterangan).
²  Mari makan!                                         (penghilangan subyek dan obyek).

j. Majas Gradasi
Gradasi ialah gaya bahasa yang mengandung beberapa kata (sedikitnya tiga kata)  yang diulang dalam konstruksi itu.
Contoh: Kita harus membangun, membangun jasmani dan rohani, rohani yang  kuat dan tangguh, dengan ketangguhan itu kita maju.

k. Majas Asindeton
 Asindenton ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau suatu  konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar, tetapi tidak dihubungkan dengan kata-kata penghubung.
Contoh: Ayah, ibu, anak merupakan inti dari sebuah keluarga.  
             
l. Majas Polisindeton
Polisindenton ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau sebuah konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar dan dihubungkan dengan kata-kata penghubung. 
Contoh: Pembangunan memerlukan sarana dan prasarana juga dana serta kemampuan pelaksana.

m. Majas Lepeusisme
        Majas yang menggunakan ungkapan lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasa kasar.
Contoh : Ayahnya telah meninggal sebulan lalu

n. Majas Paraklisme 
Majas yang menyejajarkan pemakaian kata/frasa yang menduduki fungsi sama. 
   Contoh :Baik pria maupun wanita mempunyai hak yang sama.


0 komentar:

Posting Komentar