1. Majas Pertentangan
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang
menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau
penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya
kepada pembaca atau pendengar”.
a. Majas Hiperbola
Hiperbola
adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan maksud
untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan daya pengaruh.
Contoh :
² Saya terkejut setengah mati mendengar
perkataannya.
² Samson menendang bola sampai ke kaki
langit.
² Pekik takbir memenuhi angkasa
raya.
² Beritanya menggegerkan dunia.
² Anak yang berjalan
itu terlihat kurus kering.
² Suara penonton
bergemuruh membelah angkasa.
² Orang tua itu mabuk
kemenangan.
² Tubuhnya tinggal
kulit
pembalut tulang.
² Keringatnya menganak
sungai.
² Kita berjuang sampai titik
darah
penghabisan.
b. Majas Litotes
Llitotes
adalah majas yang ditujukan untuk megurangi atau mengecil-ngecilkan kenyataan
sebenarnya. Tujuannya antara lain untuk merendahkan diri.
Contoh :
² Kami berharap Anda menerima
pemberian yang tidak berharga ini.
² Silakan
mampir ke gubuk saya, Bu!
² Jika
berkenan, akan saya antar anda dengan motor butut ini.
² Hanya kado
sederhana ini yang bisa aku persembahkan untukmu.
² Apa
yang kami lakukan hanya setitik embun di samudra.
² Perjuangan
kami hanya setitik air dalam samudra luas.
² Karangan
ini belum
sempurna sertakan kritik dan sarannya.
² Sebenarnya
ini sangat
sulit tapi dapat diselesaikan.
² Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan
air putih saja.
² Mengapa kamu bertanya pada orang
yang bodoh
seperti saya
ini?
ini?
c. Majas Ironi
Ironi adalah
majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan menggunakan kata yang
berlawanan untuk menyindir atau memperolok-olok.
Contoh :
² Bagus sekali tulisanmu, seperti cekeran
ayam!
² Wanginya kelasmu, serasa saya mau muntah.
² Bagus sekali rapormu, Andi, banyak angka
merahnya.
² Alangkah sedapnya masakan ini walaupun kurang garam.
² Handphonemu murah sekali, gajiku satu
bulanpun sampai tidak cukup untk membelinya.
² Ah, benar-benar tepat
waktu engkau! Aku sampai bosan menunggumu disini.
² Pandai sekali anak itu,
soal yang segitu mudah saja tidak bisa menjawab.
² Ini baru siswa teladan,
setiap hari pulang malam.
d. Majas Sinisme
Sinisme
adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung dan agak kasar.
Contoh :
²
Perkataanmu
tadi sangat menyebalkan. Kata-kata
itu tidak pantas disampaikan orang
terpelajar seperti kamu!
²
Ah,
tidak sudi saya melihat wajahmu yang tampan itu!
²
Lama-lama
aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.
e. Majas Sarkasme
Sarkasme
adalah sindiran kasar berupa ungkapan kasar yang dapat menyakitkan hati orang.
Contoh :
² Dasar kau otak udang.
² Tidurnya saja sehari-hari seperti babi.
² Dasar otak
kerbau, masak empat kali empat kok delapan!
f. Majas Paronomosia
Paronomasia
ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang berisi penjajaran kata-kata yang
sama bunyinya, tetapi berlainan
maknanya. Contoh: Bisa
ular itu bisa masuk ke sel-sel darah.
g. Majas Oksimoron
Oksimoron
ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang di dalamnya mengandung
pertentangan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan dalam frase atau
dalam kalimat yang sama.
Contoh:
Olahraga mendaki gunung memang menarik walupun sangat membahayakan.
h. Majas
Satire
Satire ialah
gaya bahasa sejenis argumen atau puisi atau karangan yang berisi kritik sosial
baik secara terang-terangan maupun terselubung.
Contoh: Jemu aku dengan bicaramu.
Kemakmuran, keadilan,
kebahagiaan
Sudah sepuluh tahun engkau
bicara
Aku masih tak punya celana
Budak kurus pengangkut
sampah
i. Majas Inuendo
Inuendo
ialah gaya bahasa yang berupa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang
sebenarnya.
Contoh: Dia memang baik, cuma agak kurang jujur.
f. Majas Paradoks
Paradoks
ialah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta
yang ada.
Contoh:
² Teman akrab ada kalanya merupakan musuh
sejati.
² Aku merasa sepi dalam keramaian.
² Bibi selalu tersenyum
walaupun hatinya terluka.
² Hatiku merintih
ditengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung.
² Dia besar tapi
nyalinya kecil.
² Hidupnya sangat mewah
tetapi mereka tidak bahagia mungkin karna ia tidak mempunyai anak.
g. Majas Klimaks
Klimaks
ialah gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama makin mengandung
penekanan atau makin meningkat kepentingannya dari gagasan atau ungkapan
sebelumnya.
Contoh:
² Hidup kita diharapkan berguna bagi saudara,
orang tua, nusa bangsa dan negara.
h. Majas Antiklimaks
Antiklimaks
ialah suatu pernyataan yang berisi gagasan-gagasan yang disusun dengan urutan
dari yang penting hingga yang kurang penting atau makin menurun kepentingannya
dari gagasan atau ungkapan sebelumnya.
Contoh:
²
Bahasa
Indonesia diajarkan kepada mahasiswa, siswa SLTA, SLTP, dan SD.
² Aku sudah melewati bulan Maret,
Februari, dan Januari.
i. Majas Apostrof
Apostrof
ialah gaya bahasa yang berupa pengalihan amanat dari yang hadir kepada yang
tidak hadir.
Contoh:
Wahai dewa yang agung, datanglah dan lepaskan kami dari cengkraman durjana.
j. Majas
Anastrof atau inversi
Anastrof ialah
gaya bahasa retoris yang diperoleh dengan membalikkan susunan kata dalam
kalimat atau mengubah urutan unsur-unsur konstruksi sintaksis.
Contoh: Diceraikannya istrinya tanpa
setahu saudara-saudaranya.
k. Majas
Apofasis
Apofasis
ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang tampaknya menolak sesuatu, tetapi
sebenarnya justru menegaskannya.
Contoh :
Sebenarnya saya tidak sampai hati mengatakan bahwa anakmu kurang ajar.
l. Majas Histeron
Proteran
Histeron
Proteran ialah gaya bahasa yang isinya merupakan kebalikan dari suatu yang
logis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar.
Contoh :
Jika kau memenangkan pertandingan itu berarti kematian akan kau alami.
m. Majas Hipalase
Hipalase
ialah gaya bahasa yang berupa sebuah pernyataan yang menggunakan kata untuk
menerangkan suatu kata yang seharusnya lebih tepat dikarenakan kata yang lain.
Contoh: Ia duduk pada bangku yang
gelisah.
2. Majas
Pertautan
a. Majas Metonimia
Metonimia
ialah gaya bahasa yang menggunakan nama barang, orang, hal, atau ciri sebagai
pengganti barang itu sendiri.
Contoh:
²
Perjalanan
menuju India Ia tempuh dengan Garuda. (pesawat)
²
Kehidupan Upin-Ipin dapat dijadikan pembelajaran bagi
adik-adik. (acara TV)
²
Sulit
sekali lepas dari pengaruh Gudang Garam. (rokok)
²
Dan
akhirnya ia menjual honda kesayangannya
untuk biaya sekolah. (motor)
²
Hampir
yang ketiga kalinya Saya membaca ulang Raditya Dika, tetap membuat perut
Saya sakit. (maksudnya buku karya Raditya Dika)
b. Majas Sinekdoke
Sinekdoke ialah
gaya bahasa yang menyebutkan nama sebagian sebagai nama pengganti barang
sendiri.
Contoh
Sinekdoke pars pro toto :
² Kemana saja kau selama ini? Tak meninggalkan jejak kaki sama sekali.
² Desa bungur dihuni oleh sepuluh kepala keluarga.
² Pesan yang dibawa dalam lagu Ed Sheeran meluluhkan hati yang mendengarkannya
Contoh
Sinekdoke totem pro parte :
²
Indonesia dikecam oleh Australia akan
hukuman mati yang menimpa warganya.
²
Warga SMAN 1 Natar siap menghadapi Ujian Nasional.
²
Spanyol menang di kejuaran balap kuda besi.
c. Majas Alusio
(Majas Kilatan)
Alusia ialah
gaya bahasa yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa
atau tokoh yang telah umum dikenal/ diketahui orang.
Contoh:
² Apakah peristiwa Madiun akan
terjadi lagi di sini?
² Carut marut pemerintahan baru ini semoga tak
mengulang kejadian ’98.
² Janji-janji pemimpin saat pilkada itu hanya Tong kosong saja setelah tepilih.
² Hilangnya MH307 masih
sebuah misteri.
² Wanita-wanita sekarang diperbolehkan turut
berperan dalam pembagunan bangsa hasil dari perjuangan Kartini.
² Kejadian Talang Sari merupakan
suatu bukti keserakahan oknum akan kekuasaan
d. Majas Eufemisme
Pada Majas Eufimisme
in imenggunakan kata-kata ungkapan yang lebih halus untuk
mengungkapkan suatu kata yang dirasa kasar yang dapat menyinggung atau
menyakiti perasaan orang lain.
Contoh:
²
Tuna susila sebagai
pengganti pelacur.
²
Para tuna asmara berdoa agar sabtu malam dipenuhi
dengan hujan.
²
Penampilannya
malam itu kurang menarik sehingga
juri mengeliminasinya.
²
Suara
dita yang melengking itu membuat telinga kami sakit.
e. Majas Eponim
Eponim ialah
gaya bahasa yang menyebut nama seseorang yang begitu sering dihubungkan dengan
sifat tertentu sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu.
Contoh:
² Haruskan ku meminjam panah dewi amor, agar
kau mencintaiku?
² Orde pemerintahan yang tak kunjung baik, rakyat
miskin pun mengharapkan kedatangan Robin Hood.
² Negeri ini butuh Soekarno yang mengutamakan kepentingan rakyat
dibanding partai politiknya.
f. Majas
Antonomasia
Antonomasia ialah
gaya bahasa yang berupa pernyataan yang menggunakan gelar resmi atau jabatan
sebagai pengganti nama diri.
Contoh: Kepala sekolah mengundang
para orang tua murid.
g. Majas Epitet
Epitet ialah
gaya bahasa yang berupa keterangan yang menyatakan sesuatu sifat atau ciri yang
khas dari seseorang atau suatu hal.
Contoh:
²
Putri malam menyambut
kedatangan remaja yang sedang mabuk asmara.
²
Kembang
desa jadi rebutan
buaya darat.
²
Jangan sampai terkena lilitan lintah
darat.
² Kupu-kupu malam
itu digerebek polisi
h. Majas Erotesis
(Pertanyaan Retoris)
Erotesis
ialah gaya bahasa yang berupa pertanyaan yang tidak menuntut jawaban sama
sekali.
Contoh:
² Tegakah membiarkan anak-anak dalam
kesengsaraan?
² Sampai kapan para penipu-penipu itu duduk di kursi empuk?
²
Dimana
letak akal para penipu rakyat itu???
²
Apakah
kau akan terus membiarkan cintamu menjauh?
² Bagaimana negara kita akan membaik
jika para generasi penerus bangsa tak peduli akan budaya bangsa?
i. Majas Elipsis
Elipsis
ialah gaya bahasa yang di dalamnya terdapat penanggalan atau penghilangan salah
satu atau beberapa unsur penting dari suatu konstruksi sintaksis.
Contoh:
² Mereka ke Jakarta minggu lalu (perhitungan
prediksi).
² Pulangnya membawa oleh-oleh banyak
sekali (Penghilangan subyek).
² Saya sekarang sudah mengerti (Penghilangan
obyek).
² Saya akan berangkat (penghilangan unsur
Keterangan).
² Mari makan! (penghilangan subyek dan
obyek).
j. Majas Gradasi
Gradasi
ialah gaya bahasa yang mengandung beberapa kata (sedikitnya tiga
kata) yang diulang dalam konstruksi itu.
Contoh: Kita
harus membangun, membangun jasmani dan rohani, rohani yang kuat dan tangguh, dengan ketangguhan itu kita
maju.
k. Majas Asindeton
Asindenton
ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau suatu konstruksi
yang mengandung kata-kata yang sejajar, tetapi tidak dihubungkan dengan
kata-kata penghubung.
Contoh: Ayah, ibu, anak merupakan inti dari sebuah
keluarga.
l. Majas Polisindeton
Polisindenton
ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau sebuah konstruksi yang
mengandung kata-kata yang sejajar dan dihubungkan dengan kata-kata
penghubung.
Contoh:
Pembangunan memerlukan sarana dan prasarana juga dana serta
kemampuan pelaksana.
m. Majas Lepeusisme
Majas yang menggunakan ungkapan lebih halus sebagai pengganti ungkapan
yang dirasa kasar.
Contoh
: Ayahnya telah meninggal sebulan lalu
n. Majas Paraklisme
Majas yang menyejajarkan pemakaian
kata/frasa yang menduduki fungsi sama.
Contoh :Baik pria maupun
wanita mempunyai hak yang sama.
0 komentar:
Posting Komentar